KATAK HIJAU BERSAUDARA
Dahulu
kala, di suatu desa tinggalah KATAK hijau bersaudara bersama ibunya. Di desa
itu, mereka sangat terkenal bandel karena mereka tidak pernah mau mendengarkan
nasihat Ibu. Bila ibunya menyuruh sesuatu, mereka melakukan hal yang
berlawanan. Pada suatu hari, sang ibu meminta mereka supaya tetap tinggal di
rumah karena di desa seberang terjadi banjir. KATAK hijau bersaudara yang tidak
peduli nasihat sang ibu lari keluar sambil berteriak, “Ayo coba ke sana.
Katanya ada banjir.”
Beberapa
hari kemudian, sang ibu memperingatkan KATAK hijau bersaudara, “Jangan keluar
hari ini, ular yang besar sedang menampakkan dirinya di sungai.” Sebelum
selesai perkataan sang ibu, KATAK hijau bersaudara telah berlari ke arah sungai
sambil berteriak, “Ayo coba ke sana, lihat bagaimana rupa sang ular.”
Melihat
anak-anaknya yang begitu bandel, sang ibu merasa sangat sedih dan merasa
khawatir akan keselamatan anak-anaknya. Akhirnya, sang ibu jatuh sakit.
Penyakit sang ibu makin lama makin parah dan kelihatannya tidak dapat tertolong
lagi. Sang ibu yang semakin parah penyakitnya itu memanggil anak-anaknya dan
mengelus-elus mereka sambil merenungkan kejadian apa yang akan menimpa
anak-anaknya bila dirinya telah tiada. Sang ibu berpesan kepada anak-anaknya
bahwa bila dirinya telah meninggal dikuburkan di tepi sungai. Sang ibu berpesan
demikian mengingat bahwa anaknya selalu melakukan dengan sebaliknya. Sang ibu
sebetulnya ingin dikuburkan di gunung, maka ia berpesan sebaliknya.
Setelah
sang ibu meninggal, KATAK hijau bersaudara memutuskan bahwa selama sang ibu
masih hidup tidak pernah mendengar nasihatnya, maka kali ini akan menuruti
kemauan sang ibu. KATAK hijau bersaudara menguburkan ibunya di tepi sungai.
Pada
waktu hujan turun, mereka menangis habis-habisan karena khawatir kuburan ibunya
hanyut terbawa arus sungai.